Kamis, 03 Maret 2011

NASEHAT BAGI ALIRAN SESAT

Saudara-saudaraku kaum muslimin seiman dan seagama. Allah SWT telah berfirman kalau kita sesama muslim diwajibkan untuk saling tolong menolong dalam urusan kebaikan, maka tidak salah apabila kita saling menasehati untuk menuju jalan yang diridloi Allah SWT.

Saudara-saudaraku kaum muslimin. Disini saya akan sedikit menyampaikan kegundahan hati saya melalui tulisan ini. Saya sangat prihatin atas terjadinya pertentangan bahkan pertumpahan darah yang terjadi diantara kaum muslimin akhir-akhir ini. Coba kita kembali pada hadist nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa orang muslim dengan muslim lainnya adalah saudara, maka tidak sepatutnya sesama saudara saling menghina, melukai bahkan membunuh, meskipun kita berbeda aliran dan faham.

Kita tidak boleh saling mengkafirkan antar sesama muslim kecuali terhadap golongan yang jelas-jelas telah keluar dari Islam itupun kalau saudara-saudara kita masih tetap pada aqidahnya yang keliru padahal sudah kita ingatkan.

Saudara-saudaraku kaum muslimin, kita tahu bahwa Islam pasti akan terpecah menjadi 72 aliran, akan tetapi kita tidak boleh langsung mengkafirkan aliran yang tidak sama dengan kita. Semua aliran Islam itu benar kalau berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadist, meskipun aliran itu berbeda antara satu dengan yang lainnya asalkan perbedaan itu masih sebatas masalah Furu’iyyah tidak pada masalah Ushuluddin. Karena perbadaan yang masih dalam level Furu’iyyah tidak menyababkan golongan atau seseorang keluar dari Islam, akan tetapi kalau perbedaan pendapat terjadi pada tingkatan Ushuluddin, maka golongan atau seseoarng dapat dikatakan murtad. Seperti contoh perbedaan mengenai penetapan awal puasa Ramadlan, itu dinamakan perbedaan Furu’iyyah, akan tetapi kalau perbedaan mengenai hukum kewajiban puasa Ramadlan itu adalah perbedaan Ushuluddin yang menyebabkan seseorang atau kelompok dapat dikatakan keluar dari Islam.

Bagi saudara-saudaraku yang memiliki perbedaan pendapat mengenai masalah Ushuluddin, belum terlambat untuk bertaubat kepada Allah SWT khususnya bagi golongan Ahmadiyah yang telah jelas berbeda pendapat dalam masalah Ushuluddin. Mereka percaya bahwa sesudah Nabi Muhammad SAW masih ada nabi lain yaitu Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku menjadi nabi dan rasul serta mendapat wahyu, dan mereka pun percaya bahwa Mirza Ghulam Ahmad juga memperoleh kitab yang mereka yakini sebagai wahyu Allah yaitu kitab suci At Tadzkirah. Tidak hanya itu, Jemaah Ahmadiyah juga memiliki tempat suci sendiri untuk melakukan Ibadah Haji yaitu di Kota Robwah dan Qodian yang berada di India. Maka sudah jelas kalau aliran Ahmadiyah memiliki perbedaan yang mendasar pada dimensi Ushuluddin.

Dibawah ini akan saya sampaikan mengenai Aqidah aliran Ahmadiyah yang saya ambil dari sumber Buletin LPPI. Masjid Al-Ihsan Lt.III Proyek Pasar Rumput Jakarta 12970 Telp/Fax. (021)8281606 dengan judul Membongkar kesesatan dan kedustaan Ahmadiyah sebagai berikut:

1. Aliran Ahmadiyah-Qadiyani itu berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi dan Rasul, kemudian barangsiapa yang tidak mempercayainya adalah kafir murtad.

2. Ahmadiyah-Qadiyani memang mempunyai Nabi dan Rasul sendiri yaitu Mirza Ghulam Ahmad dari India.

3. Ahmadiyah-Qadiyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci "Tadzkirah"

4. Kitab suci”Tadzkirah” tersebut adalah kumpulan wahyu yang diturunkan “tuhan” kepada Mirza Ghulam Ahmad yang kesuciannya sama dengan kitab suci Al-Qur’an, karena sama-sama wahyu dari Tuhan, tebalnya lebih tebal dari Al-Qur’an, dan kitab suci Ahmadiyah tersebut ada di kantor LPPI.

5. Kalangan Ahmadiyah mempunyai tempat suci tersendiri untuk melakukan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qadiyan di India. Mereka mengatakan: “Alangkah celakanya orang yang telah melarang dirinya bersenang-senang dalam haji akbar ke Qadiyan. Haji ke Makkah tanpa haji ke Qadiyan adalah haji yang kering lagi kasar”. Dan selama hidupnya “nabi” Mirza tidak pernah haji ke Makkah.

6. Kalau dalam keyakinan umat Islam para nabi dan rasul yang wajib dipercayai hanya 25 orang, dalam ajaran Ahmadiyah Nabi dan Rasul yang wajib dipercayai harus 26 orang, dan Nabi dan Rasul yang ke-26 tersebut adalah “Nabi Mirza Ghulam Ahmad”

7. Dalam ajaran Islam, kitab samawi yang dipercayai ada 4 buah yaitu: Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Tetapi bagi ajaran Ahmadiyah Qadiyan bahwa kitab suci yang wajib dipercayai harus 5 buah dan kitab suci yang ke-5 adalah kitab suci “Tadzkirah” yang diturunkan kepada “Nabi Mirza Ghulam Ahmad”

8. Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Nama bulan Ahmadiyah adalah: 1. Suluh 2. Tabligh 3. Aman 4. Syahadah 5. Hijrah 6. Ihsan 7. Wafa 8. Zuhur 9. Tabuk 10. Ikha’ 11. Nubuwah 12. Fatah. Sedang tahunnya adalah Hijri Syamsi yang biasa mereka singkat dengan H.S. Dan tahun Ahmadiyah saat ini adalah tahun 1373 H.S (1994 M atau 1414 H). Kewajiban menggunakan tanggal, bulan dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas perintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu Basyiruddin Mahmud Ahmad.

9. Berdasarkan firman “tuhan” yang diterima oleh “nabi” dan “rasul” Ahmadiyah yang terdapat dalam kitab suci “Tadzkirah” yang artinya: “Dialah tuhan yang mengutus rasulnya “Mirza Ghulam Ahmad” dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya atas segala agama-agama semuanya.(“kitab suci Tadzkirah” hal. 621).

10. Berdasarkan keterangan yang ada dalam kitab suci Ahmadiyah di atas BAHWA AHMADIYAH BUKAN SUATU ALIRAN DALAM ISLAM, TETAPI MERUPAKAN SUATU AGAMA YANG HARUS DIMENANGKAN TERHADAP SEMUA AGAMA-AGAMA LAINNYA TERMASUK AGAMA ISLAM.

11. Ahmadiyah mempunyai nabi dan rasul sendiri, kitab suci sendiri, tanggal, bulan dan tahun sendiri, tempat untuk haji sendiri serta khalifah sendiri yang sekarang khalifah yang ke-4 yang bermarkas di Inggris bernama: Thahir Ahmad. Semua anggota Ahmafiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve pada perintah dia. Orang di luar Ahmadiyah adalah kafir dan wanita Ahmadiyah haram kawin dengan laki-laki di luar Ahmadiyah. Jika tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran.

12. Berdasarkan “ayat” kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah” bahwa tugas dan fungsi Nabi Muhammad saw sebagai nabi dan rasul yang dijelaskan oleh kitab suci umat Islam Al-Qur’an, dibatalkan dan diganti oleh “Nabi” orang Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad.

11.1. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab suci’Tadzkirah” ini dekat dengan Qadiyan-India. Dan dengan kebenaran Kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun.” (“kitab suci” Tadzkirah hal.637)

11.2. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:

Artinya: ”Katakanlah-wahai Mirza Ghulam Ahmad-jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku”

(“kitab suci” Tadzkirah hal. 630)

11.3.Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau-wahai Mirza Ghulam Ahmad-kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”. (kitab suci “Tadzkirah” hal. 634)

11.4. Firman “tuhan” dalam kitab suci “Tadzkirah”:

Artinya: “Katakan wahai Mirza Ghulam Ahmad-sesungguhnya aku ini manusia biasa seperi kamu, hanya diberi wahyu kepadaku”.(“kitab suci Tadzkirah hal. 633)

11.5. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu - wahai Mirza Ghulam Ahmad - kebaikan yang banyak” (“kitab suci” Tadzkirah hal.652)

11.6. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menjadikan engkau - wahai Mirza Ghulam Ahmad - imam bagi seluruh manusia” (“kitab suci” Tadzkirah hal. 630)

11.7. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” “Tadzkirah”:

Artinya: “Oh, pemimpin sempurna, engkau - wahai Mirza Ghulam Ahmad - seorang dari rasul, yang menempuh jalan betul, diutus oleh Yang Maha Kuasa, Yang Rahim” (“kitab suci” Tadzkirah hal. 658-659)

11.8. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam lailatul qadr” (kitab suci Tadzkirah hal. 519)

11.9. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:

Artinya: “Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar tetapi Allah-lah yang melempar. (Tuhan) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an” (“kitab suci” Tadzkirah hal.620)

` Dan masih banyak lagi ayat-ayat kitab suci Al-Qur’an yang dibajaknya. Ayat-ayat “kitab suci” Ahmadiyah Tadzkirah yang dikutip di atas, adalah penodaan dan bajakan-bajakan dari kitab suci Umat Islam Al-Qur’an. Dan Mirza Ghulam Ahmad mengaku pada umatnya -orang Ahmadiyah-bahwa ayat-ayat tersebut adalah wahyu yang dia terima dari “tuhannya” di I N D I A.

Saudara-saudaraku kaum muslimin. Saya tidak melarang di Indonesia ada aliran Islam baru karena kita semua tahu bahwa Indonesia bukanlah negara Islam, akan tetapi saya tidak setuju kalau ada Aliran Islam yang sangat melenceng bahkan dapat dikatakan keluar dari Islam karena menurut saya hal itu telah menghina bahkan telah melecehkan khususnya umat Islam yang ada di Indonesia dan umumnya di dunia.

Saudara-saudaraku Jamaah Ahmadiyah. Indonesia memang negara DEMOKRASI yang memperbolehkan warganya beribadah dengan aqidah yang diyakininya. Seandainya saudara-saudaraku tidak berkenan mendengar nesehatku ini, saudara-saudara sekalian boleh memegang apa yang saudara yakini akan tetapi silahkan membuat agama baru seperti yang di inginkan oleh Nabi kalian Mirza Ghulam Ahmad. Dan sekali lagi jangan bawa-bawa nama Islam untuk dijadikan topeng kesesatan Aqidah kalian.

Saudara-saudaraku Jamaah Ahmadiyah, sekali lagi belum ada kata terlambat untuk bertaubat kepada Allah SWT, selagi kita mau memohon ampun dan tidak akan pernah mengikuti aliran sesat itu lagi, Insyaallah Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kalian semua.

Semoga Allah SWT segera memberikan hidayah-Nya serta menunjukkan jalan yang lurus bagi umat yang sesat khususnya bagi Jamaah Ahmadiyah di seluruh dunia. Amiin... Amiin... Amiin... Ya Rabbal ‘Alamiin.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar