Minggu, 27 Februari 2011

KISAH NYATA TENTANG AYAT KURSI

Kisah ini memang sudah lama terjadi sekitar 7 bulan yang lalu, tepatnya pada bulan Ramadlan 1432 H atau bulan Agustus 2010. Sengaja aku publikasikan kisah ini karena aku ingin berbagi kisah kepada orang-orang yang mau mengambil ibroh atas apa yang aku alami.

Kisah itu berawal dari perjalananku untuk memperbaiki sebuah printer yang rusak. Aku memiliki inisiatif untuk memperbaikinya dengan membawanya ke toko tempat aku membeli printer tersebut.

Seperti kebiasaan orang-orang yang mau pergi ke luar rumah, tentunya biasanya membawa sesuatu yang sangat fundamental karena menyangkut kenyamanan dalam bepergian yaitu membawa dompet. Akupun membawanya karena khawatir kalau ada sesuatu yang nantinya terjadi diperjalanan.

Namun naas, dompet yang rencananya mau ku bawa tadi, ternyata masih ketinggalan dirumah, padahal dompet tadi sudah ku pegang bahkan sudah ku masukkan ke kantong celana. Karena seingatku setelah aku diberi uang oleh ibuku, dompet itupun aku ambil lagi dari kantong celanaku dengan maksud untuk menaruh uang pemberian ibuku tadi. Dan setelah itu entah ku taruh dimana dompet itu aku tak tahu, tapi menurut keyakinanku, dompet tersebut sudah aku kantongi lagi.

Setelah aku merasa membawa yang diperlukan, kemudian aku berangkat ke toko printer tadi yang jaraknya sekitar 20 Km dari rumahku, tepatnya di Pati Kota. Sebelum menaiki motor kesayanganku, aku ngecek semua komponen dari motorku mulai dari rem, lampu, ban dll. Aku kira sudah aman semua kecuali bensin, karena lampu indikator sudah berkedip-kedip, biasanya itu menunjukkan bahwa bensinnya sebentar lagi habis. Akupun bergumam sendiri sambil mengucapkan “ah..... ini di isi di pom bensin deket Pati aja”. Setelah itu ku naiki motor kesayanganku tadi dan langsung meluncur ke Pati.

Seperti biasanya, sebelum pergi aku selalu membaca Ayat Kursi satu kali agar perjalananku aman hingga pulang nanti. Kebiasaan ini aku lakukan semenjak aku membaca Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah r.a. Beliau Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ خَرَجَ مِنْ مَنْزِلِهِ وَقَرَاءَ آيةَ الْكُرْسِي بَعَثَ الله اِلَيْهِ سَبْعِيْن أَلفًا مِنَ الْمَلأَئِكَةِ يَسْتَغْفِرُوْن وَيدْعُوْن لَهُ

Artinya: Barang siapa keluar dari rumahnya, dan membaca ayatul kursi, niscaya Allah bangkitkan kepadanya 70.000 malaikat memintakan ampunan dosanya dan mereka mendo’akannya.

Setelah membaca Ayat Kursi, akupun langsung meluncur ke Pati tanpa rasa beban yang berarti. Singkat cerita, sesampainya di depan pom bensin yang tadinya ingin ku jadikan sebagai tempat mengisi bensin motorku tadi, aku urungkan niatku untuk segera mengisinya karena tiba-tiba dalam hatiku aku merasa ingin mengisi bensin nanti setelah aku pulang dari toko printer.

Karena gak jadi ngisi bensin akupun melanjutkan perjalanan, sekitar 1 Km dari pom bensin tadi ternyata ada razia SIM yang dilakukan oleh Polres Pati. Melihat ada razia akupun santai saja karena aku merasa sudah memiliki dan membawa SIM yang aku taruh di dalam dompet. Semua motor yang berada di depanku, diminta oleh Pak Polisi untuk menepi, tetapi pada saat giliranku melintas, tidak ada satupun polisi yang menyuruhku untuk menepi. Akupun jalan terus sambil bergumam didalam hati, mungkin polisinya dah tau kalau aku punya SIM, jadi gak perlu dirazia.... He he he.....

Sesampainya di toko printer, aku kemudian masuk dan menyampaikan keluhanku mengenai masalah printer tadi. Wal hasil, penjaga toko itupun menyarankan untuk membawanya ke tempat servise printer aja, karena kata dia, kalau disini gak bisa nyervis printer, kalau ada garansinya nanti kami akan mengirimnya ke dealer printer tersebut yang berada di semarang, dan itupun memakan waktu yang cukup lama. Jadi saya sarankan bawa ke tempat servise printer aja karena lebih cepat..... Setelah mendengar penjelasan dari penjaga toko tadi, akupun berniat membawanya ke tempat servise printer terdekat.

Setelah itu, aku pamit dengan membawa printerku lagi. Sesampainya diteras tempat parkiran motor, aku terkejut karena dompet yang berada di saku celanaku gak ada, padahal di dalamnya terdapat surat-surat penting seperti STNK dan SIM serta uang untuk nyervise printer. Waktu itu aku panik banget karena aku takut kalau dompetku jatuh waktu naik motor tadi. Untuk memastikan kalau memang benar dompetku jatuh dijalan, aku langsung telepon kerumah yang intinya menanyakan apakah dompetku ketinggalan dirumah atau benar-benar hilang dijalan.

Kebetulan yang dirumah itu adikku, setelah aku tanya demikian diapun menjawab kalau ternyata dompetku masih ada dikamar. Mendengar jawaban dari adikku tadi, aku merasa lega, senang dan bahagia karena dompetku ternyata gak jadi hilang.

Disela-sela rasa bahagiaku tadi, aku merasakan kekhawatiran yang sangat hebat karena ternyata waktu itu aku gak membawa uang sepeserpun bahkan untuk membanyar jasa parkir saja aku gak bisa... Tidak hanya itu, dijalan yang aku lalui tadi, tentunya masih ada razia polisi yang menghadang, dan ditambah dengan masalah yang tidak kalah rumitnya adalah aku harus menerima kenyataan kalau bensin motorku belum aku isi, padahal sejak berangkat dari rumah tadi sudah mulai habis.

Disaat aku merasa bingung harus berbuat apa, aku pasrah seraya berdoa memohon kepada Allah SWT agar diberikan jalan yang terbaik bagiku. Setelah itu aku berniat pulang kerumah meskipun bensin motorku mau habis. Dalam perjalanan pulang aku memohon pada Allah SWT seraya membaca Ayat Kursi satu kali dengan harapan Allah memberikan pertolongan-Nya.

Tidak terasa ternyata aku sudah sampai di tempat razia polisi tadi, namun anehnya di situ sudah tidak nampak ada razia lagi padahal setauku biasanya razia selesai itu sekitar jam 1, padahal waktu itu jam baru menunjukkan pukul 12.13. Tapi aku gak mau ambil pusing, menurutku kalau sudah gak ada razia berarti aku sekarang aman.

Aku lanjutkan perjalanan pulangku dan sampailah di pom bensin, aku ingin sekali mengisi bensin, namun aku tidak membawa uang jadi aku urungkan niatku.

Aku terus lanjutkan perjalananku tanpa memperdulikan masih tersisa berapa bensin yang ada. Aku terus memacu dan memacu motorku, hingga sampailah aku dirumah. Betapa bersyukurnya aku bisa pulang sampai rumah tanpa harus mendorong motor. Aku bersyukur kepada Allah SWT karena telah menjawab do’aku.

Begitulah kisah nyata yang aku alami pada saat aku berniat memperbaiki printerku dengan membawanya ke Pati. Aku merasa bahwa Allah telah menjawab do’aku, dan akan menjawab do’a semua hambanya yang meminta tanpa pilih kasih. Sebab Allah telah berjanji dalam firman-Nya yang didokumentasi dalam Surat Al Mu’min Ayat 60 sebagai berikut:

tA$s%ur ãNà6š/u þÎTqãã÷Š$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) šúïÏ%©!$# tbrçŽÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAyŠ$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ šúï̍Åz#yŠ ÇÏÉÈ

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Aku berharap semoga kisah yang singkat ini ada manfaatnya dan dapat dijadikan Ibroh bagi siapa saja yang ingin mengamalkannya…. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Amin....

Penulis sekaligus Narasumber

Ar Rojaa Ila ‘afwi Robbi

Abdul Rahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar